kisah sahabat

kisah sahabat

Sabtu, 01 Februari 2014

Sepenggal dari Kisahku



Saya pernah menemui dua orang yang berbeda profesi di beda tempat di hari yang sama.

Pertama, saya bertemu dengan seorang Pengamen muda di angkot ketika angkot berhenti saat lampu merah. Saat angkot kembali melaju, pengamen itu pun berhenti bernyanyi sambil meminta rezeki berupa uang ke semua penumpang, tapi sayang tidak ada satu pun penumpang (termasuk saya) yang memberinya. Tapi saya kaget bin kagum ketika pengamen itu malah menebarkan doa kepada penumpang dengan senyum ikhlas nan ramah, begini : "Semoga kalian dimudahkan dalam setiap urusan ".. dengan heran bin reflek saya jawab "aamiin".

Kedua, saya bertemu dengan seorang bapak penjual kitab portable di bus, saat bus hendak berangkat. Kitab yang beliau jual adalah kitab 'Majmu Syarif Kamil' ukuran mini, seperti biasa sebagai intro beliau mendeskripsikan apa yang ia jual kemudian membagikannya dengan status titipan ke semua penumpang, bagi yang membeli tinggal membayar dan bagi yang tidak membeli maka diambil kembali kitabnya. Akhirnya karena memang belum rezekinya, kala itu tidak ada satupun yang membeli kitab yg ia jual. Tapi saya kaget bin pundung mendengar apa yang ia katakan sebagai bentuk ungkapan kecewa dengan nada yang cukup keras, kira-kira begini : "Percuma saja banyak penumpang tapi tidak ada yang jajan, lebih baik tidak ada penumpangnya!." .. Mendengar hal itu saya terus menerus nyebut dan berdoa untuk kebaikan bapak penjual kitab itu.

Bagi saya ada satu pelajaran yang penting dari cerita ini.. Bahwa kadang Tuhan memperlihatkan 'Emas' kepada khalayak itu seperti timah yang tak berharga dan memperlihatkan timah kepada khalayak itu seperti 'Emas' yang berharga.
atau lebih jelasnya :
Kadang Tuhan memperlihatkan seorang yang 'Beriman' bak seorang Pendosa.. dan memperlihatkan seorang Pendosa bak seorang yang 'Beriman'.


"Apakah artinya hidup jika kita tidak memiliki keberanian untuk mencoba apapun." (Vincent Van Gogh)

Mencoba menderita, misalnya..